Bentrok polisi dan mahasiswa Unhas yang terjadi dalam dua hari terakhir ini masih menyisakan cerita. Seorang mahasiswi Unhas mengaku melihat pemukulan polisi terhadap mahasiswa di sekitar Jl Perintis Kemerdekaan, kemarin.
"Saat itu saya melihat polisi mengejar mahasiswa dan kemudian memukulinya dengan menggunakan helm sampai helm itu tak berbentuk lagi. Seorang ibu berteriak agar polisi menghentikan aksinya," kata Rini, salah seorang mahasiswi Unhas jurusan Sastra Inggris yang menyaksikan kejadian tersebut kepada Tribun, beberapa saat lalu.
"Ironisnya, saat saya dan teman-teman masuk melalui Pintu I Unhas, ada beberapa polisi yang menggunakan rompi tertawa bangga saat berhasil memukul beberapa mahasiswa. Ia bilang, saya pukul tadi seperti ini sambil memperagakan dengan tangan," katanya.
Yang membuatnya sedikit jengkel karena, sejumlah polisi yang bertugas itu berujar dengan nada mengejek ke rombongan mahasiswi yang melintas di hadapan mereka.
"Salah satu seorang dari mereka berteriak ke arah kami sambil bilang, eh, ini juga yang ikut demo tadi," ujarnya sambil menambahkan bahwa seharusnya aparat menjaga masyarakat bukan bangga ketika sudah memukulinya.
Sementara itu, Sekitar 20 mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar) Kalimantan Barat yang tengah berunjuk rasa di gedung DPRD Kalbar, Kamis (18/12), pukul 14.00, dibawa ke Markas Kepolisian Kota Besar Pontianak.
Kepala Poltabes Pontianak Ajun Komisaris Besar Asep Syahruddin mengungkapkan, tindakan polisi dilakukan karena mereka belum memberitahukan secara tertulis kepada polisi perihal penyelenggaraan unjuk rasa tersebut. "Kami menghormati hak intelektualitas mereka untuk menyampaikan kreativitas maupun pemikirannya. Namun tata cara penyampain pendapat di muka umum juga harus mengikuti prosedur yang benar," katanya.
Mahasiswa yang berunjuk rasa sejak pukul 9.00 itu menyuarakan desakan kepada pemerintah untuk Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang disahkan DPR RI, Rabu (17/12) . Menurut mereka, keberadaan UU BHP akan mendorong praktik komersialisasi pendidikan sehingga peserta didik akan terbebani biaya pendidikan yang mahal.
Dalam aksinya di DPRD Kalbar, tidak ada satu pun anggota DPRD Kalbar. Mahasiswa yang berniat akan bertahan dan menduduki gedung tersebut hingga tuntutan pencabutan UU BHP dipenuhi, sempat diberi pilihan oleh polisi untuk membubarkan aksinya. Setelah sempat terjadi aksi dorong dengan polisi, para pendemo akhirnya diangkut menggunakan truk ke Markas Poltabes Pontianak. Setelah didata, sekitar pukul 16.00, seluruh mahasiswa itu diperbolehkan pulang. kompas.com
Polisi Bangga Pukuli Mahasiswa yang Demo ?
Diposting oleh smart-schools di 07.56
Catatan Blog
-
▼
2008
(114)
-
▼
Desember
(60)
- UN untuk PTN Tinggal Finalisasi
- Mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun Tolak Restoran
- Mahasiswa Aceh di Malang Peringati Empat Tahun Tsu...
- UB Susul Jadi BLU
- Dosen UGM Raih Penghargaan Ilmuwan Muda Dunia
- Rektor ITS: Tak Perlu Khawatirkan BHP
- Tiga Guru Besar Universitas Brawijaya Dikukuhkan
- Mahasiswa Al-Khaairat Ancam Boikot Wisuda
- UI dan Pemkot Depok Sepakat Bangun Kota Bersama
- Soal SNM PTN Sudah Siap
- Temu Mahasiswa Teknik Mesin
- Hasil Analisis Tim ITS terhadap Jembatan Ambrol
- Hari ini Mahasiswa di Semarang Demonstrasi Menolak...
- Ajip Rosidi Raih HB IX Award
- Anarki di Unhas
- UGM Bentuk Tim Kaji UU BHP
- Aksi Tolak UU BHP di UGM Hampir Ricuh
- Rektor Tawarkan Dialog Hati ke Hati
- Puluhan Mahasiswa ITS Aksi Tolak BHP
- Polisi Bangga Pukuli Mahasiswa yang Demo ?
- 80 Inovasi Energi Diusulkan di Senta 2008
- PT Fikruna Bantah Menipu Calon Mahasiswa Al Azhar
- Angkot Mogok, Mahasiswa Unand Terlantar
- Ada yang Rencanakan Bentrok di Unhas
- MIPA UI-Batan Teken MoU
- ITS Gelar Kompetisi Menara dari Stik Es Krim
- UII Berlaga di Ajang Debat Internasional
- Kurang dari 10 Persen, Dosen yang Melakukan Peneli...
- FISIP Undip Rintis Desa Mandiri
- Kurikulum Fakultas Kedokteran Harus Diperbaharui
- UGM Rintis Pengembangan Local Genius
- Benda Diduga Bom Ditemukan Dekat Kampus di Surabaya
- UGM Sabet Gelar Duta Bahasa Nasional 2008
- Campus ICT Expo di Unika Widya Karya Malang
- FTUI Raih Akreditasi Internasional
- Unair Buka Dua Fakultas Baru
- Mau Demo di depan SBY, Mahasiswa Ditangkap
- 95% Pengajuan Haki dari Pihak Asing
- UGM dan Pemerintah Kota Tual Jalin Kerjasama
- IPB Raih Gelar Kampus Berprestasi Olahraga
- UI Terakreditasi Internasional
- Seni dan Budaya Serumpun Menjadi Tali Persahabatan...
- UGM Kembangkan Piranti Rel Penyeberang Orang
- ITS Dipercaya Gelar Konferensi Transportasi Intern...
- BEM UIN Ricuh, 1 Mahasiswa Babak Belur
- UI Gandeng Recapital
- 100 Mahasisiwa UGM Pantau Hewan Kurban
- IPB Beri Tips Pastikan Hewan Kurban Sehat
- iPod Jadi Perangkat Wajib Mahasiswa Kedokteran
- Melebur Teknologi dan Seni dalam Game juga Animasi
- Fahutan IPB Gelar Pameran Seni dan Budaya
- BEM FMIPA UI Gelar Science Carnaval 2008
- Ijazah STAIN dan STIT Ditolak Untuk CPNS
- ITB Juarai Lomba Roket Nasional
- Binus CFA Academy Diluncurkan
- Tolak RUU BHP, Mahasiswa Bentrok dengan Polisi
- POSS ITB Laksanakan OSS Week
- Tingkatkan Performa Web dengan Ajax dan Silverlight
- UGM Kampus Terbaik Peduli Prestasi Olahraga
- 2.000 Pulau Kecil RI Terancam Hilang
-
▼
Desember
(60)