ITS Dipercaya Gelar Konferensi Transportasi Internasional

Menjelang digelarnya The 8th Eastern Asia Society for Transportation Studies (EASTS) Conference 2009 di Surabaya mendatang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Rektorat ITS, Nota kesepahaman tersebut untuk mempertegas kerjasama di antara keduanya dalam persiapan dan pelaksanaan konferensi internasional yang baru kali pertama digelar di Indonesia pada Oktober 2009 tersebut. Surabaya berhasil dipercaya sebagai tuan rumah, setelah sebelumnya sempat bersaing ketat dengan kota Incheon (Korea Selatan) dan Sidney (Australia).

“Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Surabaya karena tidak mudah untuk bisa ditunjuk sebagai tuan rumah kegiatan berskala internasional ini,” tutur Bambang Susantono, ketua umum MTI, sebelum penandatanganan MoU. Bahkan menurut Bambang, Surabaya berhasil menang sebagai tuan rumah setelah dilakukan pemilihan dalam dua putaran.

Bambang mengatakan bahwa dalam konferensi yang kemungkinan dihadiri lebih dari 20 negara dari wilayah Asia Timur, Asia Selatan, Eropa dan Amerika ini, bakal membahas berbagai permasalahan transportasi yang selama ini dihadapi semua negara. Salah satunya yang paling banyak dihadapai adalah masalah kemacetan lalulintas.

ITS sendiri sebagai bagian kepanitiaan acara, nantinya juga akan mempersiapkan beberapa makalah untuk dipresentasikan yang diharapkan bisa memberikan solusi masalah transportasi. “Transportasi ini tak hanya milik bidang ilmu teknik sipil maupun teknik industri, tapi hampir semua bidang ilmu bisa dilibatkan untuk mengatasi masalah transportasi,” jelas Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD dalam sambutannya.

Untuk itu, ia menyerukan kepada semua jurusan di ITS untuk memberikan kontribusi keilmuannya melalui makalah ataupun karya ilmiah dalam konferensi tersebut. Antara lain makalah yang akan disiapkan untuk presentasi adalah masalah relokasi warga yang terkena dampak lumpur Sidoarjo, dampak pembangunan jembatan Suramadu, transportasi gas, transportasi logistik di berbagai sektor, dan masih banyak lagi.

MTI yang merupakan kumpulan para ahli dan praktisi bidang transportasi ini berharap kegiatan ini bisa lebih memberikan masukan bagi semua negara dalam mengatasi problem transportasinya.

Sementara itu, ketua MTI Jawa Timur Choirul Djaelani mengungkapkan bahwa Jatim memiliki cukup banyak praktisi di bidang transportasi. “Namun kami juga berharap adanya dukungan dari para akademisi perguruan tinggi dalam mengatasi masalah transportasi,” ujarnya.

Menurut Bambang, Surabaya sebagai ibukota Jatim diusulkan sebagai tuan rumah dalam konferensi tersebut dikarenakan MTI Jatim yang terbaik dan paling aktif. Selain itu, MTI Jatim memiliki cukup banyak dukungan dari berbagai pihak termasuk dari perguruan tinggi, salah satunya dari ITS. “Karena itu kami menilai Surabaya yang paling siap sebagai tuan rumah dibanding daerah lainnya,” tandasnya.


Template by : kendhin x-template.blogspot.com