Siapkan Mahasiswa ke Pasar Bebas

Hari pertama Konferensi SEAAIR (South East Asian Association for Institutional Research) kemarin (5/11) langsung menohok kecenderungan pendidikan di Asia. Delegasi Universitas Tun Abdul Razak, Malaysia, Nirwan Idrus mengatakan, ciri mahasiswa Asia saat ini adalah kurang mampu "menyerap" ilmu pengetahuan. Mereka cenderung menghafal.

Saat mempresentasikan hasil penelitiannya, Nirwan memaparkan bahwa mahasiswa yang studi di Papua Nugini, Indonesia, Filipina, Tiongkok, Thailand, dan Malaysia, misalnya, memiliki perbedaan kemampuan yang berbeda jauh dari mahasiswa di negara yang maju dalam pendidikan.

Kata dia, cara belajar mahasiswa Asia umumnya menghafal (rote learning). Kondisi itu berbeda jauh dari, misalnya, Australia dan New Zealand saja. "Di sana mahasiswanya belajar dengan lebih mengutamakan pemahaman isi (understanding)," ujar warga negara Australia tersebut.

Saat ini, lanjut dia, lembaga pendidikan di Asia, termasuk Indonesia, seharusnya tidak lagi memikirkan pendidikan agar mahasiswa hanya dapat mencari pekerjaan di negaranya sendiri. Tapi, sudah waktunya dipikirkan mahasiswa dapat bersaing dengan tenaga-tenaga profesional dari luar negeri.

Saat ini persaingan terjadi tidak hanya antarmahasiswa dalam satu negara, tapi sudah antarnegara. ''Sebentar lagi pasar bebas. Mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk bersaing," tuturnya.

Untuk itulah, perguruan tinggi sangat berperan dalam mencetak generasi muda yang bisa bersaing dengan generasi negara lain. ''Saat ini pendidikan di Indonesia masih ketinggalan. Jika tidak berubah, pada pasar bebas 2010 nanti akan lebih ketinggalan lagi," tegasnya.

Ketua Penyelenggara SEAAIR Dra Lindiawati mengatakan, hari pertama konferensi kemarin berjalan lancar. Sebanyak 120 delegasi di antara 141 yang direncanakan hadir sudah meramaikan acara. Mereka mulai berkiprah dalam acara yang dimotori STIE Perbanas, Surabaya, di Ruang Brawijaya Hotel Novotel, Surabaya, itu.(alb/roz)(www.jawapos.com)

Template by : kendhin x-template.blogspot.com