Mahasiswa Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan kajian terhadap musik etnik yang dikemas dalam Kuliah Kerja Langsung (KKL) ke sejumlah perguruan tinggi (PT). Di antaranya Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Tujuan KKL tersebut yakni sebagai upaya pengembangan kurikulum musik etnik.
Menurut Ketua Jurusan Seni Musik UNJ, Dra Dian Herdiat, kunjungan ke ISI Surakarta dilakukan hari Senin (3/11) hingga Kamis (6/11). Setelah itu dilajutkan ke Yogyakarta hingga Sabtu mendatang. Menurutnya, selama ini di UNJ acuan kurikulumnya mengarah pada musik barat. “Kami ingin mengembangkan kurikulum musik yang mengarah pada musik-musik etnis,” ujar dia.
Ditambahkan, melalui KKL yang sifatnya wajib bagi mahasiswa UNJ, juga diwajibkan untuk memperoleh sesuatu yang dapat memperkaya kurikulum. Kedatangannya ke ISI, juga untuk mempelajari musik gamelan, tari dan bertukar keahlian mahasiswa dalam bermusik.
Pembantu Raktor I Bidang Akademik ISI Surakarta, Prof Dr Rochana W SKar MHumkunjungan mengatakan, kunjungan UNJ ke ISI bukan studi banding, melainkan melihat perkembangan seni, khusunya seni musik. Menurutnya, ada perbedaan mendasar materi di ISI dengan UNJ, seperti yang terlihat saat mahasiswa UNJ menampilkan repetoar musik yang cenderung diatonik.
“Hal itu wajar karena mahasiswa dididik untuk menjadi guru. Sementara di ISI lebih variatif dan tidak diatonik saja, melainkan kreasi berbagai jenis musik,” ujar Rochana. (ono)(sumber : www.harianjoglosemar.com)
Musik Etnik ISI Surakarta Dikaji
Diposting oleh smart-schools di 08.57
Catatan Blog
-
▼
2008
(114)
-
▼
November
(54)
- UI Gencarkan Kampanye Hijau
- FH Unpad Juara Debat Hukum Nasional
- Ngintip Budaya Jawa Timur di ITB
- FH UMY Launching Divisi Pengembangan Mahasiswa
- 15 Universitas Bersaing di Imotion 2008
- Minta Pembenahan BEM-UNMER Segel kampus
- PTS Diharapkan Terapkan Sistem Penjamin Mutu
- UI Gelar Kompetisi Debat Mahasiswa Nasional
- Mahasiswa STAIN Alfatah Jayapura Baku Pukul
- Hilangnya Inoel Bisa Jadi untuk Ganggu Stabilitas ITB
- 100 Mahasiswa Ikut 'Kemah TI' Cisco
- DO 283 Mahasiswa Unmul Sesuai Prosedur
- Mahasiswa di Yogya Lebih Suka Beli Pulsa Daripada ...
- 67 Persen PTS Jogja Kritis, 5 Sudah Merger
- Tuntut Rektor Mundur, 3 Mahasiswa Samarinda Mogok ...
- "Kantin Kejujuran" budaya berperilaku jujur di lin...
- Pelatihan Akuntansi Terpadu Untuk Guru-Guru Sma & ...
- Ubaya Hadapi Perbanas di Final
- Mahasiswa Uncen Blokade Kampus
- IAIN Antasari Bangun Rusun Untuk 600 Mahasiswa
- 70 Universitas di Belanda Siap Menampung Pelajar I...
- Melihat Temannya Tawuran, Secilia Radja Tewas Jant...
- Universitas Cendana Masih Mencekam
- Masyarakat Kecam Tindakan Mahasiswa
- Alumni STAIN Surakarta Tuntut Kampusnya
- UT Raih Lagi lima ISO 9001:2000
- Tabur Bunga untuk Korban Tragedi Semanggi
- Berhenti Kuliah Kalau Ingin Jadi Pengusaha
- Demo Agar Kampus Terbuka Soal Dana!
- Unpad Jajaki Kerja Sama dengan 10 Universitas di P...
- ITS Borong Piala dalam Festival SDW
- Kecepatan Angin Puting Beliung di UGM 70-80 km/jam
- Mahasiswa UB Raih Prestasi dalam KKTM Lingkungan H...
- FE-UB Siap Gelar Brawijaya Accounting Fair (BAF-2008)
- Institut Seni Indonesia Pentas Karya Seni di Makam
- Mahasiswa Menolak Bensin Turun Rp. 500
- UNS Gelar Lomba Roket Air
- UGM di Serang Angin Puting Beliung
- Mahasiswa Segel Kampus STAIN Surakarta
- Siapkan Mahasiswa ke Pasar Bebas
- Prancis ke Kampus
- ITS gelar Pelayaran IPTEK
- Kampus FKM Undip Canangkan Bebas Rokok
- HEF Tawarkan Banyak Pilihan Program Studi
- Musik Etnik ISI Surakarta Dikaji
- AAKN Miliki Laboratorium Sitohistologi
- Seminar Ilmu Komputer di Universitas Pelita Harapa...
- Peluang Berkuliah di Eropa Semakin Terbuka
- Terus Gandeng Perusahaan Mapan
- Seminar Oracle, Jembatani Kesenjangan Teknologi
- Menang Lomba Berawal Dari Persahabatan
- Pengiriman Dosen dan Mahasiswa ke University of Ke...
- Dua Peneliti UB Presentasi Cassava di Laos
- Kewirausahaan dan Daya Saing Bangsa
-
▼
November
(54)