Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus mampu menerapkan sistem penjamin mutu, dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di dunia kerja.
Koordinator Kopertis Wilayah I Sumut-NAD, Prof Zainuddin, di Medan, Selasa, mengatakan, secara umum kondisi tata pelaksanaan proses belajar mengajar beberapa PTS di Sumut masih ada yang belum mencapai standar mutu pendidikan yang diinginkan, karenanya kredibilitas PTS masih belum memuaskan stakeholders dan masyarakat.
"Itu dibuktikan dengan masih banyaknya PTS yang menghasilkan lulusan yang tidak berkualitas. Berdasarkan data yang diperoleh, dari 600 ribu jumlah pengangguran di Indonesia, 30 persen di antaranya merupakan sumbangan dari perguruan tinggi," katanya.
Pada dasarnya, kata dia, standar mutu itu tidak hanya ditentukan berdasarkan akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) saja, tapi juga diakreditasi secara tidak formal oleh stakeholders dan masyarakat melalui pengakuan terhadap mutu lulusan yang dilahirkan PTS yang ditandai dengan penerimaan lapangan kerja maupun pengembangan diri kewirausahaan.
Menyikapi kondisi demikian, ia meminta PTS harus dapat mencermati dan menghindari terjadinya hal-hal yang kurang mendukung terhadap peningkatan mutu PTS di masa mendatang.
Untuk itu, PTS harus memiliki paradigma yang mampu mengedepankan daya saing bangsa, otonomi PTS, serta organisasi PTS yang sehat.
"Mencapai semua ini, maka diperlukan kegiatan yang terprogram, berkesinambungan, sinergis dan terintegrasi," katanya. mediaindonesia.com
PTS Diharapkan Terapkan Sistem Penjamin Mutu
Diposting oleh smart-schools di 09.07
Catatan Blog
-
▼
2008
(114)
-
▼
November
(54)
- UI Gencarkan Kampanye Hijau
- FH Unpad Juara Debat Hukum Nasional
- Ngintip Budaya Jawa Timur di ITB
- FH UMY Launching Divisi Pengembangan Mahasiswa
- 15 Universitas Bersaing di Imotion 2008
- Minta Pembenahan BEM-UNMER Segel kampus
- PTS Diharapkan Terapkan Sistem Penjamin Mutu
- UI Gelar Kompetisi Debat Mahasiswa Nasional
- Mahasiswa STAIN Alfatah Jayapura Baku Pukul
- Hilangnya Inoel Bisa Jadi untuk Ganggu Stabilitas ITB
- 100 Mahasiswa Ikut 'Kemah TI' Cisco
- DO 283 Mahasiswa Unmul Sesuai Prosedur
- Mahasiswa di Yogya Lebih Suka Beli Pulsa Daripada ...
- 67 Persen PTS Jogja Kritis, 5 Sudah Merger
- Tuntut Rektor Mundur, 3 Mahasiswa Samarinda Mogok ...
- "Kantin Kejujuran" budaya berperilaku jujur di lin...
- Pelatihan Akuntansi Terpadu Untuk Guru-Guru Sma & ...
- Ubaya Hadapi Perbanas di Final
- Mahasiswa Uncen Blokade Kampus
- IAIN Antasari Bangun Rusun Untuk 600 Mahasiswa
- 70 Universitas di Belanda Siap Menampung Pelajar I...
- Melihat Temannya Tawuran, Secilia Radja Tewas Jant...
- Universitas Cendana Masih Mencekam
- Masyarakat Kecam Tindakan Mahasiswa
- Alumni STAIN Surakarta Tuntut Kampusnya
- UT Raih Lagi lima ISO 9001:2000
- Tabur Bunga untuk Korban Tragedi Semanggi
- Berhenti Kuliah Kalau Ingin Jadi Pengusaha
- Demo Agar Kampus Terbuka Soal Dana!
- Unpad Jajaki Kerja Sama dengan 10 Universitas di P...
- ITS Borong Piala dalam Festival SDW
- Kecepatan Angin Puting Beliung di UGM 70-80 km/jam
- Mahasiswa UB Raih Prestasi dalam KKTM Lingkungan H...
- FE-UB Siap Gelar Brawijaya Accounting Fair (BAF-2008)
- Institut Seni Indonesia Pentas Karya Seni di Makam
- Mahasiswa Menolak Bensin Turun Rp. 500
- UNS Gelar Lomba Roket Air
- UGM di Serang Angin Puting Beliung
- Mahasiswa Segel Kampus STAIN Surakarta
- Siapkan Mahasiswa ke Pasar Bebas
- Prancis ke Kampus
- ITS gelar Pelayaran IPTEK
- Kampus FKM Undip Canangkan Bebas Rokok
- HEF Tawarkan Banyak Pilihan Program Studi
- Musik Etnik ISI Surakarta Dikaji
- AAKN Miliki Laboratorium Sitohistologi
- Seminar Ilmu Komputer di Universitas Pelita Harapa...
- Peluang Berkuliah di Eropa Semakin Terbuka
- Terus Gandeng Perusahaan Mapan
- Seminar Oracle, Jembatani Kesenjangan Teknologi
- Menang Lomba Berawal Dari Persahabatan
- Pengiriman Dosen dan Mahasiswa ke University of Ke...
- Dua Peneliti UB Presentasi Cassava di Laos
- Kewirausahaan dan Daya Saing Bangsa
-
▼
November
(54)