Ngintip Budaya Jawa Timur di ITB

Mengenal kebudayaan di luar kebudayaan sendiri tentunya akan memberikan warna lain dalam wawasan kebudayaan seseorang. Alasan itulah yang mendorong mahasiswa aktivis seni Loedroek ITB menggelar Pesta Rakyat Jawa Timuran 2008.

"Melalui kegiatan ini kami justru ingin mengenalkan seni tradisional Jawa Timur kepada masyarakat luas," tutur Rizki Primasakti, Ketua Panitia Pesta Rakyat Jawa Timuran 2008 yang menolak jika even ini hanya ditujukan untuk masyarakat Jawa Timur.

Dalam rilisnya Rizki menyebutkan acara ini bertujuan untuk mengajak membangkitkan semangat nasionalisme melalui penguatan benteng budaya, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap keragaman seni tradisional di Indonesia, sekaligus mengajak semua pihak ikut mencari solusi berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Even yang digelar bertepatan dengan 25 tahun terbentuknya Loedroek ITB ini sudah dimulai sejak 1-5 November lalu. Di mana berbagai pentas kreatif untuk menjaring animo mahasiswa sekaligus mempublikasikan kegiatan Pesta Rakyat Jawa Timuran 2008 digelar.

Sebelumnya, 24 November lalu diskusi budaya yang menghadirkan narasumber ilmu tata negara Prof DR Mashudi dan budayawan Radhar Panca Dahana digelar di Gedung Indonesia Menggugat.

Untuk acara puncak akan digelar 30 November mendatang di Aula Barat Kampus Ganesa ITB. Dalam acara ini masyarakat akan dikenalkan berbagai kesenian tradisional Jawa Timur seperti reog Ponorogo, kesenian patrol dari Madura, eksebisi pariwisata Pemprov Jawa Timur, stan-stan budaya.

Acara juga diramaikan dengan festival kuliner Jawa Timur yang menyajikan stan jamu, pecel Madiun, sate Ponorogo, rujak cingur, rawon, soto Lamongan, bebek goreng, dan jajan pasar khas Jawa Timur lainnya.

Acara dipungkas dengan penampilan Loedroek ITB dengan lakon Deja vu De Java di hari yang sama di Auditorium Sasana Budaya Ganesa.


Template by : kendhin x-template.blogspot.com