Rektor Harus Mampu Menjadi Penggerak

Mencari pemimpin sebuah universitas tidak sama dengan lembaga lainnya. Hal ini karena pimpinan universitas atau rektor harus memenuhi kualifikasi akademik, manajemen, sekaligus kepemimpinan.

Selain itu, rektor terpilih juga mesti mampu menjadi penggerak seluruh dosen, karyawan, dan mahasiswa untuk bisa diajak bekerja sama dengan semangat dan kemampuan masing-masing.

Hal itu mengemuka dalam Diskusi Panel Forum Doktor bertajuk Merumuskan Keberlanjutan Kepemimpinan di Universitas di Kampus Universitas Katolik Soegijapranata, Rabu (7/1). Hadir sebagai pembicara Rektor Unika Soegijapranata Yohannes Bagus Wismanto, Rektor Universitas Kristen Satya Wacana Kris Herawan Timotius, dan Rektor Universitas Sanata Dharma Rm Paulus Wiryono.

Kris Herawan menegaskan, rektor harus bisa menjadi pemimpin sekaligus manajer. Ia menjadi simbol akademik yang bisa memberikan kebebasan dalam berkreativitas.

Kris mengungkapkan, rektor harus berani mengambil risiko dalam menentukan sikap dan berani dikritisi oleh orang banyak. "Termasuk siap untuk dicemooh," tuturnya. Rektor perlu menganggap dirinya sebagai pelayan bagi segenap elemen yang ada di universitas, bukan untuk menjadi penyuruh.

Paulus Wiryono mengatakan, rektor harus bisa mengenal sekaligus menggarap potensi, harapan, pola berpikir, keyakinan, tingkah laku, emosi, kepuasan, dan tingkat pengembangan hubungan antarpribadi ke arah pencapaian tujuan bersama.

Membawa pencerahan

"Untuk itu, rektor terpilih bukan hanya menjalankan amanah Tuhan namun juga sivitas akademika yang dipimpinnya. Dia harus mampu membawa pencerahan bagi kegiatan yang ada di universitasnya," katanya.

Bagus Wismanto mengemukakan, selain komitmen, seorang rektor harus mampu membangun relasi dan bersedia berkorban demi kepentingan universitas. Menurutnya, pemimpin harus memiliki lima ciri, yaitu, integritas, pengetahuan, ketegasan, visi, dan mementingkan kepentingan orang banyak.

Ketua Program Studi Magister Hukum Kesehatan Unika Soegijapranata Agnes Widanti mengharapkan, rektor terpilih mestinya dapat menjadi sosok yang fungsional untuk seluruh sivitas akademika dan dapat berasal dari kalangan manapun. "Untuk itu, pemilihan rektor jangan dikaitkan dengan otoritas agama karena hanya menghasilkan pemimpin yang bersifat kharismatik," ucapnya.

Dalam diskusi panel tersebut, dihadiri oleh kalangan akademisi Unika Soegijapranata dan Yayasan Sandjojo. Diskusi panel ini diadakan terkait dengan pemilihan Rektor Unika Soegijapranata yang akan dilakukan pada tahun 2009 ini. kompas.com


Template by : kendhin x-template.blogspot.com