ITB Siap Online-kan 1000 Bahan Kuliah

Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) siapkan 1.000 portofolio materi kuliah untuk dipublikasikan di situs resminya. Tujuannya agar semua orang bisa mengintip kegiatan ITB.

"Tahun ini kita siapkan portofolio 1.000 bahan mata kuliah untuk ditaruh di website," ujar Sekretaris Satuan Penjaminan Mutu (SPM) ITB Dr Satria Bijaksana, saat berbincang di kampus ITB, Jalan Ganesha No 10, Jumat (17/4/2009).

Menurut Satria, hal ini dilakukan untuk memudahkan mahasiswa dan pihak luar untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar di dalam kampus ITB. Selain itu juga untuk memotivasi dosen atau pengajar untuk lebih giat lagi melakukan riset dan mempublikasikannya.

"Jadi orang dari Jepang misalnya, ingin tahu tentang ITB, apa sih yang diajarkan di ITB atau ITB sedang melakukan riset apa, itu bisa tahu. Ditambah lagi jika hal tersebut bisa dilakukan dengan baik, otomatis nama ITB akan semakin dikenal di seluruh dunia," ungkapnya.

Namun, saat ini kendala yang besar yang dihadapi oleh Satria adalah mengumpulkan portofolio materi ajar yang akan dipublikasikan. Menurutnya masih banyak yang belum mau mempublikasikannya karena berbagai sebab.

Salah satunya adalah masalah bajak membajak, tapi menurutnya di zaman serba transparan ini justru dengan dipublikasikan karyanya justru akan mudah diidentifikasi apakah karyanya hasil bajakan atau bukan.

"MIT (Massachusetts Institute of Technology - red) yang sudah katakanlah dewanya saja masih mau, bahkan banyak melakukan publikasi karya ilmiahnya. Nah, masa kita tidak mau. Saya malah berpikir jangan-jangan memang tidak ada karya yang mau dipublikasikan," tandasnya. sumber : detik.com



[+/-] Selengkapnya...

UI Kirim Mahasiswa Ikuti Simulasi Sidang PBB

Universitas Indonesia (UI) mengirimkan sembilan delegasi untuk mewakili Republik Indonesia dalam Harvard National Model United Nations (HNMUN), sebuah konferensi simulasi sidang Persatuan Bangsa?Bangsa (PBB) yang akan dihadiri oleh lebih dari 3.000 mahasiswa dari seluruh dunia.

"Konferensi tahunan ini diselenggarakan oleh Universitas Harvard untuk yang ke-55 kalinya," kata Wakil Humas UI, Devie Rahmawati, di Depok, Jabar, Minggu.

Ia mengatakan simulasi sidang Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) akan dilaksanakan pada 12 hingga 15 Februari 2009, bertempat di Boston, Amerika Serikat.

Menurut dia, setiap delegasi akan merepresentasikan sebuah negara dalam komisi-komisi yang ada di PBB. Beragam topik diskusi dan proposal resolusi akan dibicarakan dalam tiap sidang.

Mulai dari perumusan resolusi konflik minyak di Afrika hingga masalah pemberdayaan wanita di dunia, akan menjadi agenda utama bagi para delegasi.

HNMUN kata Devie merupakan salah satu konferensi dengan reputasi yang tinggi di kalangan mahasiswa internasional. Banyak delegasi yang telah mempersiapkan konferensi ini selama satu tahun sebelumnya.

Dikatakannya konferensi ini akan menguji kemampuan diplomasi, lobbying dan pengetahuan delegasi mengenai dunia internasional. Dan para mahasiswa UI merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia yang mendapat undangan khusus untuk berpartisipasi semenjak 2008 lalu.

Lebih lanjut ia mengatakan para delegasi juga akan berkompetisi untuk mendapatkan penghargaan the Honourable, Outstanding serta Best Delegates. HNMUN akan menambah ketrampilan para delegasi dalam berdiplomasi, mengetahui atmosfir perumusan resolusi PBB dan menambah jaringan dari negara ? negara lain.

Devie menjelaskan delegasi yang dikirimkan oleh UI telah melalui serangkaian seleksi dari seluruh fakultas di UI. Kesembilan mahasiswa yang akan berangkat pada 09 Februari 2008 tersebut ialah Willy Limiady (FISIP), Ardhitya Yeremia (FISIP).

Selanjutnya, Natalia Rialucky (FISIP), Muchdlir Zauhariy (FE), Dyota Marsudi (FE), Nunung Melinda (FPSI), David Imanuel (FT), Priscilla Manurung (FH) dan Aldilla Suwana (FH).

Para mahasiswa terpilih ini telah mempersiapkan berbagai materi yang mungkin akan dikupas dalam konferensi. Berbagai penelitian dan pelatihan diplomasi telah dilakukan sebagai persiapan.

"Pemahaman isu serta karakteristik negara yang akan direpresentasikan merupakan kunci utama untuk dapat mengikuti koferensi tersebut dengan optimal," demikian Devie. antara.co.id


[+/-] Selengkapnya...

Unila Ancam Stop Tunjangan "Dosen Terbang"

Universitas Lampung (Unila) mengancam akan menghentikan tunjangan fungsional dosennya yang mengajar di perguruan tinggi lain dan mengabaikan tugas utamanya.

Menurut Rektor Unila Sugeng P Harianto, ancaman tersebut sebagai bentuk sanksi yang diberikan kepada 'dosen terbang'. "Mereka kan dosen Unila. Ya tugasnya mengajar di Unila," kata Sugeng di kantornya.

Sugeng mengatakan, kewajiban dosen Unila adalah mengajar minimal 12 SKS. Selain itu dosen Unila juga berkewajiban menguatkan lembaga Unila dengan penelitian sesuai dengan jurusan masing-masing. "Hendaknya dosen Unila mendukung kemajuan kampus yang akan menjadi BHMN ini," tandasnya.

Sementara itu sejak Senin, 2 Januari, sebanyak 70 dosen Unila mengikuti workshop competensy building for education system. Workshop ini menampilkan dua profesor dari Kentucky University Prof DR Raphael dan Prof DR Belth.

Dari workshop ini diharapkan, pengetahuan dan wawasan para dosen Unila akan bertambah, mulai dari pelatihan aplikasi program komputer hingga worshop pendidikan. Acara ini akan berlangsung hingga 6 Februari mendatang. okezone.com


[+/-] Selengkapnya...

Mahasiswa Udayana Teliti 8 Bangkai Paus

Puluhan mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Udayana Denpasar meneliti delapan ekor bangkai paus yang mati terdampar belum lama ini. Upaya itu untuk memastikan penyebab kematian mamalia laut tersebut.

Penelitian dilakukan di lokasi terdamparnya delapan paus jenis pemandu sirip pendek atau short-finned pilot whale di kawasan hutan mangrove Suwung, Denpasar. "Kami teliti untuk pengetahuan anatomi paus," ujar dosen Fakultas Kedokteran Hewan Udayana yang memimpin penelitian.

Dari delapan paus yang ada, hanya dua ekor yang bisa dievakuasi untuk dilakukan proses identifikasi. Ini dikarenakan semua paus dalam kondisi terjepit dan tertancap pohon mangrove sehingga sulit dievakuasi. Kondisinya pun sudah menebarkan bau busuk hingga radius 1 kilometer.

Windia mengatakan, penelitian yang dilakukan dengan memotong daging paus untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan DNA. Seluruh daging paus juga dibersihkan untuk diambil kerangkanya dan kemudian dibawa ke laboratorium guna diteliti anatomi tubuhnya.

Mengenai penyebab kematian paus belum bisa dipastikan. "Peluangnya sangat kecil, tapi semoga dalam waktu dekat bisa terungkap," imbuh Windia.

Koordinator Perlindungan Balai Koservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Budi Adnyana yang turut mendampingi peneltian mengatakan, dugaan sementara kedelapan paus itu mati akibat buruknya cuaca laut belakangan ini. "Kita ikut karena paus-paus tersebut masuk kategori mamalia laut yang dilindungi," katanya.

Kedelapan paus itu baru diketahui mati terdampar tiga hari lalu. Lima paus di antaranya berukuran besar dengan estimasi panjang 3-3,5 meter dan tiga ekor paus lagi berukuran panjang 2,5 meter dengan lingkar badan 2 meter. okezone.com


[+/-] Selengkapnya...

Mahasiswa Korea Berkolaborasi Budaya di UGM

Selama tiga pekan sebanyak 24 mahasiswa dari 11 universitas di Korea yang tergabung dalam Pasific Asia Society (PAS) berkunjung ke Universitas Gadjah Madja.

Kedatangan mereka untuk berkolaborasi dengan mahasiswa UGM dari Program Studi Bahasa Korea Fakultas Ilmu Budaya. Kegiatan dalam rangkaian pertukaran budaya dan akademik serta sosial ini dipimpin langsung oleh Kim II Woong serta Lee Chung Pyo selaku penyelia kegiatan selama di Yogyakarta.

"Mereka akan kolaborasi dengan mahasiswa program studi FIB Bahasa Korea di bidang budaya, akademik serta sosial," terang Suray Agung Nugroho, pengelola Program Studi Bahasa Korea FIB Korea, Rabu (4/2/2009).

Suray menambahkan selama tiga pekan di UGM, mahasiswa dari Korea tersebut bersama dengan sekitar 50 mahasiswa program studi bahasa Korea saling mengajarkan bahasa Indonesia dan Korea secara bergantian setiap hari.

Selain itu, mereka pun berkesempatan untuk bertukar kebudayaan masing-masing negara semisal belajar tari Saman dan gamelan, sedangkan mahasiswa Indonesia belajar tari kipas atau berlatih taekwondo. "Jadi selain bahasa, mereka pun bisa berlatih kesenian hingga olahraga pula," jelasnya.

Sementara itu Ketua Kantor Urusan Internasional UGM Rachmat Sriwijaya menambahkan, karena salah satu landasan organisasi PAS adalah menjembatani kebersamaan warga Asia, salah satu kegiatan yang tak terlewatkan yaitu bakti sosial di daerah Bantul dan Gunung Kidul.

Untuk acara penutupan diadakan pada Jumat 6 Februari yang diisi dengan pentas kolaborasi mahasiswa Korea dan Indonesia di auditorium FIB. "Nantinya akan dipentaskan seni tari dan musik antara ke dua negara," jelas Rachmat. okezone.com


[+/-] Selengkapnya...

Mahasiswa Yapen Butuh Asrama

Sedikitnya 150 mahasiswa dan pelajar Distrik Yapen, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, sangat membutuhkan fasilitas asrama untuk dijadikan tempat tinggal selama menuntut ilmu di Kabupaten Biak Numfor.

Ketua Forum Masyarakat Adat Yapen Wenand Kadiwaru di Biak, mengatakan, kebutuhan pembangunan asrama sangat mendesak dan hal itu telah disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen ataupun DPRD setempat.

"Aspirasi mahasiswa dan pelajar asal Pulau Yapen tentang pembangunan asrama supaya ditindaklanjuti pemerintah dan DPRD sehingga menunjang keberhasilan anak dalam menuntut ilmu di Kabupaten Biak Numfor," imbuh Kadiwaru menanggapi aspirasi mahasiswa Pulau Yapen di Biak.

Ia mengakui, para mahasiswa ataupun pelajar yang bersekolah di Biak harus menyewa rumah sebagai tempat tinggal sehingga berdampak pada peningkatan biaya pendidikan.

Akibat lain karena belum adanya asrama, menurut Kadiwaru, banyak pelajar yang bersekolah gagal melanjutkan pendidikan karena terbentur dengan kemampuan membayar biaya sewa rumah. "Sebagian besar orangtua mahasiswa dan pelajar Pulau Yapen berprofesi sebagai nelayan dan petani sehingga kemampuan keuangannya sangat terbatas," ungkap Kadiwaru.

Ia berharap pemerintah daerah dan kalangan DPRD Pemkab Kepulauan Yapen dapat memprogramkan pembangunan asrama mahasiswa di Kabupaten Biak Numfor melalui kucuran dana otonomi khusus Papua tahun anggaran 2009.

Pihak forum masyarakat adat Pulau Yapen yang berdomisili di Biak, kata Kadiwaru, akan membantu pemkab ataupun DPRD guna menyiapkan areal lahan tempat lokasi pembangunan asrama mahasiswa. "Lokasi lahan untuk rencana pembangunan asrama telah kami siapkan di Kampung Yafdas, ya kami harapkan pemkab dan DPRD dapat menjawab aspirasi mahasiswa ini," ujar Kadiwaru.

Dia menyebutkan, banyaknya mahasiswa dan pelajar Pulau Yapen menuntut ilmu di Kabupaten Biak Numfor karena jarak tempuh menuju kabupaten ini lebih dekat ketimbang ke Serui.

Pulau Yapen berdekatan dengan Kabupaten Biak Numfor menjadi salah satu wilayah kepulauan yang kaya akan potensi perikanan laut.


[+/-] Selengkapnya...

Film Situs Megalitikum Terbesar di Asia Tenggara

Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STITSI) bersama Samantha School menggelar film dokumenter bertajuk "Gunung Padang Sejarah atau Pra Sejarah?" di Pusat Kebudayaan Perancis CCF Bandung, Jumat.

Film dokumenter berdurasi 155 menit ini sebelumnya sudah diputar dua kali pada 23 Januari 2009.

Film Dokumenter ini menyajikan informasi tentang Situs Megalitikum terbesar di Asia Tenggara, Gunung Padang, yang terletak di Situs Megalitikum di Kecamatan Campaka, Cianjur Selatan, Jawa Barat.

Situs tersebut merupakan sebuah tempat yang terkait dengan fungsi bangunan mega-struktur purba, astronomi purba, kesenian purba, sekaligus keperluan ritual animisme masyarakat Indonesia purba.

Nama Gunung Padang, menurut sejumlah arkeolog dan sejarahwan, bermakna gunung yang terang.

Peletakan Situs di atas puncak gunung oleh masyarakat Indonesia purba juga diakui para ilmuwan sebagai tempat yang langsung berdekatan dengan kekuasaan alam karena berada pada ketinggian.

Pemilihan tema sejarah dengan objek Gunung Padang dalam film dokumenter ini, menurut Sutradara Yogi Margana dan Ervin Ruhlelana, bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang peradaban budaya Indonesia yang sangat besar.

"Film ini bisa menjawab kedudukan Gunung Padang sebagai tempat manusia purba di zaman sejarah atau pra-sejarah", ujar Ervin.

Menurut Ervin, peluncuran film dokumenter ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan sejarah masyarakat Indonesia. kompas.com


[+/-] Selengkapnya...

Lima Bacarek Unud Siap Bersaing

Pemilihan Rektor Universitas Udayana (Unud) periode 2009-2013 tinggal menghitung hari. Setidaknya ada lima bakal calon yang akan meramaikan kursi perebutan orang nomor satu di Unud pada 4 Februari mendatang.

Mereka adalah rektor incumbent, Prof dr dr I Made Bakta dari Fakultas Kedookterangan, Direktur Pasca Sarjana Unud, Prof Dr Ir Dewa Ngurah Suprapta dari Fakultas Pertanian Prof Dr I Wayan Cika MS, Dr Ir Ketut Satriawan MT dari Fakultas Teknologi Pertanian dan Prof Dr Ing Ir Made Merta DAA dari Fakultas Teknologi Pertanian.

Dari hasil polling yang dilakukan pers kampus Unud, saat penyampaian visi dan misi kelima calon pada 21 Januari lalu dari semua peserta sosialisasi, muncul dua calon kuat yaitu Suprapta yang mendapat 47,51 persen, dan Bakta 29,83 persen, sisanya Satriawan memperoleh 2,76 persen, Merta 3,31 persen, dan Cika sama sekali tanpa dukungan.

Dari responden banyak berharap untuk segera menyelesaikan masalah kampus seperti perbaikan sarana pendidikan, gedung perkuliahan, perpustakaan, laboratorium, dan pusat kegiatan mahasiswa (student center).

Hal ini diungkapkan mantan Pimred Pers Akademika Agus Lenyot. Banyak responden yang mempertanyakan apakah rektor yang baru nanti dapat membawa Unud mampu bersaing dengan universitas yang ada di Indonesia. Dan fasilitas penunjang lainnya seperti transportasi, peningkatan kualitas pengajar, ungkap Agus saat dihubungi via telepon.

Semua keputusan senat yang akan memutuskan ditambah perwakilan dari masing-masing fakultas. Kata dia, hasil ini dapat memberikan masukan apa yang diinginkan baik mahasiswa, dosen, maupun pegawai.

Munculnya persoalan yang belum diselesaikan saat kepemimpinan Bakta, peluang Suprapta semakin terbuka lebar dan dinilai pantas untuk menduduki kursi Rektor Unud. okezone.com


[+/-] Selengkapnya...

BEM Unila Gelar Pendidikan Politik Masyarakat

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung melaunching voter education di gedung rektorat perguruan tinggi tersebut hari ini.

Acara yang bertajuk 'Pemilu Kemarin dan Hari Ini' ini terdiri atas pelatihan relawan workshop dan bhakti sosial. Voter education akan dilaksanakan BEM Unila selama sebulan, hingga pertengahan Februari 2009.

"Sasaran acara ini adalah pemilih pemula dan masyarakat di pedesaan. Untuk pendidikan politik," kata ketua pelaksana voter education Haryono Basuki di Lampung, Kamis (29/1/2009).

Haryono mengatakan, ada 50 relawan yang akan diterjukan untuk melakukan edukasi politik. Edukasi akan dilakukan di 20 SMU se-Bandar lampung untuk pemilih pemula, dan desa-desa di 11 kabupaten/kota se Lampung.

Pendidikan politik yang dilakukan, menurut Haryono, meliputi bagaimana cara menyoblos, dan cerdas dalam menyoblos. "cerdas masksudnya bukan mengarahkan pilihan. Namun lebih ke sosok seperti apa yang seharusnya dicoblos," tambah Haryono.

Awal Februari 2009, pelatihan akan difokuskan kepada pemilih pemula. Para relawan akan melakukan pendidikan di 20 SMU di Bandar Lampung. sementara pertengahan Februari, vote education akan difokuskan ke masyarakat.

Menurutnya, para relawan akan berkeliling kabupaten/kota untuk melakukan vote education kepada masyarakat. "Kami akan berkeliling di dua kabupaten dalam sehari," kata Haryono.

Saat ditanya apakah ini sebagai upaya dari BEM Unila membantu KPU menyosialisasikan Pemilu 2009 karena ketiadaan dana. Haryono hanya menjawab retoris. "Pendidikan politik adalah kewajiban semua elemen bangsa," tukasnya. okezone.com


[+/-] Selengkapnya...

Perguruan Tamansiswa Seluruh Indonesia Tolak UU BHP

Persatuan Perguruan Tamansiswa Seluruh Indonesia yang berjumlah 130 cabang dengan tegas menolak keberadaan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan atau UU BHP. Penolakan itu disampaikan dalam acara Gelar Akbar Tamansiswa Seluruh Indonesia, di Pendapa Tamansiswa, Yogyakarta, Selasa (27/1), yang diikuti ratusan siswa, mahasiswa, dan alumni.

Perguruan Tamansiswa menilai UU BHP adalah pesanan pihak kapitalis internasional dan tidak sesuai dengan jiwa Tamansiswa dan harapan luhur Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara menghendaki konsep pendidikan bagi semua dengan cara memajukan pengajaran untuk rakyat.

Ajaran, ideologi, dan politik pendidikan Ki Hajar Dewantara yang—kemudian menjadi ciri khas pendidikan Tamansiswa—menempatkan pendidikan sebagai proses budaya, berbasis pada semangat kebangsaan, berorientasi pada prinsip pendidikan untuk semua, adil, merata, tanpa diskriminasi, mandiri, memerdekakan, serta memihak pada hak dan kepentingan anak. Semua itu tidak menjadi orientasi dalam UU BHP.

Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto mengatakan, UU BHP dikeluarkan tidak didasarkan pada kepribadian bangsa yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. UU BHP dibentuk berdasar Konsensus Washington yang kapitalis dan liberal.

"UU BHP jiwa dan rohnya adalah komersialisasi pendidikan. Pendidikan menjadi komoditas bisnis yang tergantung pada mekanisme pasar. Orang miskin tidak akan bisa lagi mengenyam pendidikan tinggi," katanya.

Menurut Tyasno, dikeluarkannya UU BHP merupakan bentuk pengaburan tanggung jawab pemerintah. Berdasar UUD 1945 semestinya pemerintah menjamin pendidikan bagi warganya, bukan malah melepaskan diri dan menyerahkan pada mekanisme pasar.

Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Djohar MS mengatakan, ideologi UU BHP tidak sejalan dengan ideologi yang dimiliki bangsa Indonesia. UU BHP juga menimbulkan kapitalisme pendidikan yang dapat menyebabkan terjadinya kompetisi. "Ki Hajar Dewantara tidak menginginkan adanya kompetisi yang menonjolkan sisi individu, melainkan kolaborasi yang mengarah pada kebersamaan," katanya.

Kelahiran UU BHP dinilai tidak lepas dari International Conference on Implementing Knowledge Economy Strategies di Helsinski, Finlandia, tahun 2003. Konferensi itu melahirkan Knowledge Economy, sebuah konsep baru di sektor pendidikan yang dipakai oleh negara-negara dunia pertama. Knowledge Economy adalah konsep meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi yang mana untuk mencapainya diperlukan buruh yang memiliki kualifikasi, terampil, dan menguasai teknologi.

Konsep Knowledge Economy kemudian dilanjutkan dengan pertemuan World Trade Organisation (WTO) yang menghasilkan kesepakatan bersama. Kesepakatan itu dirangkum dalam General Agreement on Trade Service (GATS) yang menghasilkan keputusan kontroversi bagi negara dunia ketiga yakni komersialisasi pendidikan. Parahnya, Indonesia telah meratifikasi kesepakatan tersebut yang kemudian ditindaklanjuti dengan membuat UU BHP. kompas.com


[+/-] Selengkapnya...

Cerita Mahasiswa Penerima Beasiswa dari Pemkab Lamongan

Sejak 2006 Pemkab Lamongan mengalokasikan anggaran dari APBD untuk beasiswa bagi para mahasiswa asal Kota Soto. Hingga tahun lalu program ini telah dinikmati 683 mahasiswa.

Pendapa Lokatantra Pemkab Lamongan kemarin (23/1) penuh sesak oleh para mahasiswa asal Kota Soto, penerima beasiswa dari pemkab setempat yang kuliah di perguruan tinggi negeri/swasta se-Jawa-Bali. Almamater mereka berwarna-warni. Ada yang biru, merah, hingga kuning.

Di antara 683 mahasiswa itu, terlihat seorang mahasiswi, mengenakan jas almamater warna biru dan jilbab warna putih. Mahasiswi bernama Irviani itu tampak larut dalam senda gurau bersama teman lainnya.

Irviani adalah mahasiswa semester III fakultas MIPA jurusan Fisika Universitas Surabaya (Unesa). "Saya merasa terhormat selain mendapat beasiswa juga mendapat undangan dari Dinas Pendidikan Lamongan untuk bertemu langsung dengan pak bupati (Masfuk),'' ujarnya kepada wartawan koran ini.

Anak seorang petani tersebut mengaku akan berdosa kalau sampai tidak memenuhi undangan tersebut. Sebab, beban kuliahnya sudah banyak terbantu oleh beasiswa yang diterimanya dari pemkab. "Saya dapat beasiswa dari pemkab sejak 2007, pencairannya langsung masuk rekening tabungan saya," ungkapnya.

Viani, sapaan akrab Irviani, mengaku beasiswa yang diterimanya benar-benar sangat terasa manfaatnya saat awal kuliah. Sebab, saat itu dia harus membayar uang gedung dalam jumlah banyak. "Alhamdulillah, dengan adanya beasiswa tersebut saya bisa membayar uang gedung. Orang tua saya jelas tidak sanggup mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat,'' ungkap dara asal Desa Jatisari, Kecamatan Glagah tersebut.

Selain untuk uang gedung, beasiswa Rp 4 juta per tahun itu juga dipakai untuk membayar SPP dan biaya hidup di Surabaya.

Nasib lebih tragis sempat dialami Moch. Faris, juga dari Glagah. Mahasiswa Universitas Negeri Malang tersebut langsung drop out (DO) sejak tahun pertama masuk kuliah pada 2006 karena tidak mampu membayar uang gedung. "Pada 2007 saya mendaftarkan diri untuk bisa mendapat beasiswa dari pemkab dan alhamdulillah dikabulkan. Beasiswa itu kemudian saya pakai melunasi uang gedung, sehingga saya bisa berkuliah lagi sampai sekarang,'' kata anak petani tersebut.

Mengingat begitu bermanfaatnya beasiswa tersebut, Meinia P. Kurniawati, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Unair Surabaya yang juga penerima program populis itu,

saat mewakili teman-temannya menegaskan bahwa program pemberian beasiswa terus menjadi program unggulan pemkab, meski terjadi pergantian bupati. "Kami berharap program ini terus berlanjut meski pak bupati (Masfuk) sudah tidak menjabat. Karena manfaatnya sangat besar,'' harapnya.

Masfuk sendiri saat memberi pengarahan selama satu jam menuturkan, pemberian beasiswa bertujuan untuk memberi kesempatan bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu asal Lamongan yang pandai, tetapi kesulitan menjalani perkuliahan. "Saya tidak mau anak dari keluarga miskin di Lamongan tetapi pandai tak punya masa depan karena tidak mampu berkuliah. Dan tahun ini ditargetkan menjadi 1.000 mahasiswa Lamongan yang mendapat beasiswa dari pemkab,'' terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Mustofa Nur mengungkapkan, sejak digulirkan pada 2006 hingga 2008, jumlah mahasiswa penerima beasiswa 683 orang. Rinciannya, Rp 4 juta per mahasiswa per tahun untuk mahasiswa PTN yang tersebar di Jawa dan Bali, serta Rp 2 juta untuk mahasiswa PTS khusus hanya di Lamongan. "Anggaran yang terserap mencapai Rp 4,1 miliar," terangnya.

Dari jumlah itu, 190 di antaranya kuliah di sembilan PTS di Lamongan. Yakni, Akper (1), Staidra (26), STIE KH A Dahlan (21), Stikes Muhammadiyah (4), STIT (17), Unisda (49), Unisla (56), STAIM (13) dan Stikip PGRI (3).

Sedangkan 493 mahasiswa lainnya menempuh studi di 19 PTN se-Jawa dan Bali. Yakni, IAIN (56), IPB (3), ITS (64), P4TK (8), Poltek Malang (1), Poltekes Surabaya (3), UGM (3), UI (1) dan UIN Jakarta (9). Serta, UIN Malang (51), UIN Jogja (39), UN Malang (39), UN Jogja (3), Unair (34), Unej (12), Unesa (145), Unibraw (21), Unijoyo (30) dan UNS (1). jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

Tiga Cara Masuk Menjadi Mahasiswa ITB

Institut Teknologi Bandung (ITB) menjaring calon mahasiswa melalui tiga cara. Pertama ujian saringan terpadu di sejumlah kota pada Maret mendatang, yaitu Jakarta, Bandung, Palembang, Balikpapan, Pekanbaru, dan Makassar. Kedua, ujian saringan terpusat yang hanya digelar di Bandung pada 30-31 Mei 2009.

Dan ketiga ujian saringan masuk secara nasional pada Juli. "Tujuannnya supaya adil," kata Wakil Rektor Senior Bidang Akademik ITB Adang Surahman di Bandung, Rabu (21/1). Yang dimaksud adil oleh Adang, tidak berati semua mahasiswa membayarnya sama.

Adil, menurut dia, biaya yang dikeluarkan calon mahasiswa sebanding dengan kemampuan ekonomi orang tuanya. Setiap ujian seleksi, kata Adang, memiliki standarisasi penilaian yang sama. Cara yang pertama, kata Adang, ditujukan bagi calon mahasiswa yang sanggup membayar paling sedikit Rp 55 juta. Ujian kedua atau ujian saringan masuk terpusat untuk calon mahasiswa yang sanggup membayar paling sedikit Rp 15 juta.

Adang berharap, dengan cara ini, calon mahasiswa yang mampu akan mengikuti ujian yang pertama atau kedua. Sedangkan calon mahasiswa yang kurang mampu, dipersilakan menempuh ujian saringan jalur ketiga. “Meski tidak menutup kemungkinan ada mahasiswa yang mampu secara keuangan akan ikut ujian jenis ketiga, begitu pula sebaliknya,” kata dia.

Adang menambahkan, biaya kuliah di ITB berupa sumbangan dana pengembangan akademik naik antara Rp 10 hingga Rp 20 juta. “Besarnya bergantung pada jalur ujian yang ditempuh,” katanya. Sumbangan ini belum termasuk biaya penyelenggaraan pendidikan pokok Rp 3 juta per semester, Biaya penyelenggaraan pendidikan tambahan antara Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta per semester, dan biaya pendaftaran mahasiswa baru yang diperkirakan sebesar Rp 1 juta.

Khusus program studi manajemen, sekolah bisnis dan banajemen, biayanya sesuai dengan jumlah satuan kredit semester (SKS) yang diambil mahasiswa. Besarannya Rp 750 ribu per SKS. tempointeraktif.com


[+/-] Selengkapnya...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com